SUMBER INFORMASI: JURNAL LP POM MUI HALAL
Evolusi Virus Influenza
# by admin - 07 Sep 05 14:04:48
Evolusi Virus Influenza
Sepanjang sejarah dunia, virus H1N1
merupakan virus influenza yang terganas, yang menjadi biang kerok wabah Spanish
flu. Bayangkan saja puluhan juta orang yang tewas akibat terinfeksi virus flu
burung tipe HIN1. Jumlah korban yang melebihi korban PD I. Virus flu burung
H1N1 mampu menular ke manusia dan dapat ditularkan antar manusia dikarenakan
telah terjadi perubahan terhadap virus tersebut. Adapun virus yang menyebabkan
Flu Asia adalah tipe H2N2 yang kemudian berubah bentuk menjadi H3N2. Virus flu
tipe H3N2 inilah yang kemudian menjadi penyebab wabah flu Hongkong pada tahun
1968. Perubahan atau mutasi virus flu burung (yang awalnya hanya menyerang
burung dan unggas) biasanya terjadi di dalam tubuh babi. Berdasarkan teori,
babi merupakan tempat pencampuran (mixing vessel), dimana babi memiliki
komponen biologis yang dapat mengubah struktur virus flu burung. Jadi babi
berperan penting dalam proses evolusi virus influenza.
Mekanisme evolusi
Secara ilmiah mekanisme evolusi pada virus
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; virus yang menyerang pada unggas
melekat pada glikoprotein yang rantai oligosakaridanya berakhir pada asam
sialic pada posisi 2,3. Sedangkan kode yang terdapat pada manusia adalah pada
posisi 2,6. Pada babi ditemukan tubuhnya memiliki 2 kode reseptor yaitu posisi
2,3 dan 2,6. Karenanya babi memiliki dua kesesuaian reseptor, yaitu untuk
burung/unggas dan juga manusia. Virus flu yang menyerang unggas dapat
ditularkan ke babi untuk kemudian babi dapat menularkannya ke manusia setelah
mengalami perubahan ?keganasan? di dalam tubuhnya. Mutasi ini menyebabkan
munculnya virus dengan sub tipe baru, yang jika tertular ke manusia bisa
berbahaya, karena sistem antibody manusia tidak akan tanggap.
Epidemi global 1918 berasal dari babi
Sungguhpun penyakit yang menyebabkan
epidemi global disebut dinamakan sebagai Spanish flu (Flu Spanyol), tetapi
sebenarnya penyakit tersebut bukan berasal dari negeri tersebut. Terjadinya
mutasi virus flu tersebut berkembang melalui babi yang berasal dari Amerika
yang dibawa oleh tentara pada perang dunia I. Tim dokter yang bertugas pada
saat itu melakukan otopsi pada 43.000 pelayan yang terbunuh akibat flu. Dari
penelitian tersebut, ditemukan adanya sekuen gen untuk hemaglutinin dan
neuraminidase, yang merupakan dua protein kunci di dalam virus flu. Gen
hemaglutinin yang ditemukan sangat mirip jika dibandingkan dengan virus
influenza yang terdapat di babi. Tim dokter tersebut kemudian meyakini bahwa
virus flu yang menyerang manusia yang disebut sebagai Spanish flu itu berasal
dari babi. Temuan tersebut mendukung suatu teori penyebarluasan virus flu yang
berasal dari babi paling membahayakan bagi manusia. Bahkan beberapa ahli
percaya bahwa virus flu yang ada di burung tidak terlalu bahaya, karena secara
genetis relatif lebih stabil. Karenanya jika virus flu burung menginfeksi babi,
maka sistem pertahanan tubuh babi terserang virus dan memaksanya untuk mengubah
secara genetis dalam rangka pertahanan diri. Akibatnya muncul virus baru yang
lebih ganas dan berbahaya bagi manusia. Jadi jelas bahwa babi banyak berperan
dalam mutasi genetis virus flu burung yang kemudian dapat menginfeksi dan sangat
mematikan untuk manusia. Karenanya, Mentri Pertanian pun berpendapat bahwa
peternakan babi harusnya cukup jauh dari lokasi peternakan hewan lainnya.
Peternakan babi perlu dilokalisir di tempat yang jauh dari peternakan rakyat
lainnya, seperti yang dilakukan di Pulau Bintan. Karena memang terbukti bahwa
babi lah yang menjadi biang kerok keganasan dari virus flu yang akhirnya
menular ke manusia. Bagi konsumen muslim, berabad tahun yang lalu Islam sudah
melarang umatnya untuk mengkonsumsi babi dan turunannya. Yakinlah bahwa hukum
Allah adalah yang terbaik. Karenanya nikmat yang paling awal yang harus kita
syukuri adalah menjadi seorang muslim dengan aturan hidup yang kaffah dan
syamil. Vns,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar